Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aksi Nyata Budaya Positif di Sekolah

 Latar Belakang



 “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah (pilihlah) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

 (Al Qur’an surat Ar Rum ayat 30)


Pemikiran Ki Hajar tentang kodrat alam dan kodrat zaman sesuai dengan penjelasan Alquran mengenai fitrah manusia. Setiap manusia dilahirkan dengan fitrahnya sendiri-sendiri. Dengan kata lain dengan potensinya sendiri. 


Masih menurut Ki Hajar, seorang guru hanya bertugas menuntun murid sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Memantik agar potensi yang dimiliki peserta didik dapat terbentuk. Atau dalam bahasa Ki Hajar dapat ditebalkan dari yang sebelumnya masih berupa guratan-guratan samar. 


Pada materi CGP, khususnya modul 1.4 yang memuat bagaimana seoarng guru menerapkan budaya positif di sekolah. 



Tujuan Aksi Nyata

  1. Menerapkan pemahaman tentang budaya positif di sekolah 

  2. Memanusiakan peserta didik agar tumbuh bakat dan potensinya

  3. Menerapkan paradigma baru dalam pembelajaran


Lini Masa 

CGP merancang diseminasi yang dilakukan di sekolah. Tema yang diusung adalah Budaya positif dengan rincian materi: 

  1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

  2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

  3. Keyakinan Kelas

  4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

  5. Restitusi: 5 Posisi Kontrol

  6. Restitusi: Segitiga Restitusi



CGP juga menerapkan pemahaman dari keenam materi tersebut dalam kelas atau pun dalam pola hubungan dengan rekan sejawat, kepala sekolah dan wali siswa atau orang tua siswa. 


Contoh yang dilakukan adalah ketika ada peristiwa kenakalan siswa, maka diterapkan segi tiga restitusi. Dimana Segitiga restitusi merupakan proses untuk menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat


CGP juga memahami lima posisi kontrol lalu memilih untuk condong menerapkan posisi kontrol sebagai pemantau atau sebagai manajer. Atas setidaknya tidak memilih penghukum atau pembuat rasa bersalah. 


Tantangan yang dihadapi

  1. Mengubah karakter tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebagai pelaksana CGP perlu membiasakan dan komitmen yang tinggi. 

  2. Mindset dan pola pikir guru senior yang menganggap bahwa hukuman adalah cara terbaik untuk mendisiplinkan murid. 


Posting Komentar untuk "Aksi Nyata Budaya Positif di Sekolah"